Astaxanthin adalah phytonutrisi yang ditemukan di hampir semua tanaman atau hewan laut yang berwana merah atau merah muda, termasuk salmon, udang krustasea, dan mikroalga.
Meskipun Astaxanthin ini bukan merupakan nutrisi esensial (karena tubuh dapat memproduksi sendiri Astaxanthin sehingga tidak perlu diperoleh dari makanan). Namun, studi menunjukkan bahwa mempertahankan tingkat astaxanthin dalam tubuh sangat besar kontribusinya pada kesehatan.
11 Manfaat Astaxanthin untuk Kesehatan Tubuh
1.Kesehatan Mata
Astaxanthin dapat membantu mencegah penyakit yang berkaitan dengan gangguan fungsi mata karena faktor usia seperti katarak dan degenerasi makula.
Manfaat Astaxanthin disebabkan karena dapat meningkatkan kualitas antioksidan dalam tubuh serta diyakini turut membantu melindungi mata dari kerusakan UV.
2.Pencegahan Kanker
Astaxanthin memiliki sifat antioksidan kuat dan anti-inflamasi sifat sehingga dapat mengurangi risiko varietas yang berbeda dari kanker. Astaxanthin ini diyakini mampu mendukung bagian dari sistem kekebalan tubuh yang secara langsung bertanggung jawab untuk menyerang penyakit menular dan kronis seperti kanker.
Sebuah studi penelitian menunjukkan bahwa astaxanthin dapat mengurangi kanker payudara proliferasi sel tumor sebesar 40%. Selain itu Astaxanthin juga memiliki sifat pelindung yang dapat membantu mengurangi risiko kanker kulit.
3. Kesehatan Jantung
Sifat antioksidan dan anti-inflamasi dari astaxanthin diyakini memainkan peran penting dalam menjaga kesehatan jantung. Senyawa ini juga mengurangi C-reaktif protein sehingga dapat melindungi fungsi dan sistem kardiovaskular.
4. Kesehatan Otak
Beberapa studi telah menemukan hubungan yang kuat antara konsumsi astaxanthin dan kesehatan otak sehingga dapat membantu untuk mencegah demensia dan penyakit Alzheimer dan sistem saraf secara keseluruhan.
5. Antioksidan
Axtaxanthin merupakan anggota dari kelas karotenoid antioksidan. Antioksidan karotenoid dikenal karena kemampuan mereka untuk mencegah stres oksidatif pada sistem tubuh dan melawan sel radikal bebas dan kerusakan DNA yang dapat menyebabkan kanker dan penyakit lainnya.
Studi menunjukkan bahwa aktivitas antioksidan astaxanthin mungkin lebih baik daripada semua karotenoid lain.
6. Anti-inflamasi
Sifat Astaxanthin lainnya adalah sebagai anti-inflamasi yang kuat. Sebuah studi 2006 di Hokkaido University menunjukkan bahwa senyawa tersebut memiliki hasil positif bila diterapkan pada peradangan okular di mata.
7. Antibakteri
Penelitian di laboratorium menunjukkan bahwa astaxanthin memiliki sifat antimikroba dan telah terbukti untuk melawan bakteri h. pylori. Sebuah studi di Lithuania menemukan bahwa mengkonsumsi Astaxanthin sekurang-kurangnya 40 mg perharinya dapat mengurangi pertumbuhan bakteri h. pylori secara signifikan.
8. Diabetes
Satu studi menunjukkan bahwa astaxanthin mungkin berguna dalam mengobati nefropati diabetes. Penelitian, yang diterbitkan pada tahun 2004, menunjukkan bahwa tikus yang diobati dengan astaxanthin memiliki tingkat lebih rendah dari glukosa darah serta mengurangi stres dan kerusakan sel ginjal.
9. Asma
Menurut sebuah penelitian yang diterbitkan dalam “Journal of Sciences Farmakologi” pada tahun 2004, astaxanthin dapat membantu menormalkan tingkat histamin, yang diyakini juga turut membantu dalam mengobati asma.
10. Ulkus
Kemampuan Astaxanthin untuk melawan bakteri h. pylori dan beberapa jenis bakteri lain penyebab radang perut sehingga Astaxanthin sangat cocok dikonsumsi bagi penderita Ulkus. Sebuah studi ulkus lambung pada tikus menemukan bahwa astaxanthin ester dilindungi terhadap borok pada 40% sampai 67% kasus.
11. Kesuburan
Suplemen Astaxanthin sering diresepkan untuk pria yang mengalami masalah tingkat kesuburan yang rendah (infertilitas).
Sebuah studi double blind dari 30 pria menemukan bahwa kecepatan sperma meningkat pada kelompok yang diberikan 16 mg per hari astaxanthin dibandingkan dengan kelompok yang diberikan plasebo. Angka kehamilan juga meningkat cukup besar pada kelompok yang mengkonsumsi astaxanthin.
Meskipun Astaxanthin ini bukan merupakan nutrisi esensial (karena tubuh dapat memproduksi sendiri Astaxanthin sehingga tidak perlu diperoleh dari makanan). Namun, studi menunjukkan bahwa mempertahankan tingkat astaxanthin dalam tubuh sangat besar kontribusinya pada kesehatan.