Cara Menghadapi Anak yang Sering Memukul

Cara Mendidik AnakBalita dan anak prasekolah masih dalam tahap awal pembelajaran untuk berkomunikasi secara verbal.

Respon fisik naluriah (yaitu memukul, menendang, menggigit, menarik rambut, melempar barang-barang, dll) adalah salah satu bentuk komunikasi Anak.

Banyak orang tua yang selalu mempraktekkan cara disiplin, cara berperilaku lembut pada anak mereka namun perilaku anak sangat bertentangan dengan apa yang telah diajarkan oleh orang tuanya.

Dalam kondisi yang demikian,  seringkali orangtua tidak menyadari bahwa itu adalah reaksi yang normal dan sesuai dengan usia anak.

Pada sebahagian anak yang sering memukul teman seusianya, orang tua biasa menerapkan cara disiplin seperti mukul anak mereka untuk melatih mereka untuk tidak memukul orang lain.

Padahal pendidikan yang demikian sebenarnya tidak akan berhasil untuk menghentikan kebiasaan anak tersebut karena hal ini adalah respon fisik naluriah anak yang akan hilang dengan sendirinya.

Konsep menggunakan konsekuensi fisik atau sebaliknya sebagai pencegah tidak akan berhasil karena penalaran, logika, dan pemikiran anak belum berkembang sepenuhnya.

Konsep pengajaran yang mungkin tepat untuk perilaku anak yang demikian adalah memberi respon lembut dan memberi pemahaman pada anak bahwa hal itu merupakan perbuatan yang tidak terpuji.

Konsep lain untuk menghadapi anak yang sangat frontal tersebut dengan melatih kesabaran orang tua sambil menerapkan cara pengawasan terhadap anak seperti:

1. Pengawasan
Metode pengawasan ini merupakan cara yang terbaik untuk menghadapi anak yang memiliki respon bertindak secara fisik.

Melakukan kontak visual pada anak apabila si anak sedang bermain dengan anak-anak sebayanya. Memang hal ini tidaklah mudah namun hal ini sangat penting dengan perkembangan mental anak.

2. Intervensi
Kejelian orang tua dibutuhkan sebelum anak bertindak secara fisik pada teman-teman anak yaitu dengan segera melindungi anak-anak lainnya.

3. Memisahkan mainan kesukaan anak
Menjaga maianan anak dari kerusakan ataupun hilang. Selain itu, memisahkan maianan kesukaan anak yang mungkin tidak ingin berbagi dengan teman-taman anak.
Memberikan kesempatan anak untuk memilih mainan kesukaannya sebelum membiarkan teman lainnya memilih mainan anak. Hal ini untuk mencegah timbulnya respon fisik anak.

4. Memilih permain
Permainan berperan penting untuk membantu anak yang berulang kali melakukan penyimpangan berupa agresi fisik.

Mengajak anak untuk bermain bola atau permainan fisik lainnya jika anak sedang mengarah pada agresi fisik.

Salah satu bentuk komunikasi anak adalah dengan beberapa respon berbentuk fisik seperti memukul, menggigit, menarik rambut dan lain sebagainya.

Bentuk respon tersebut merupakan hal yang wajar pada seusia anak dan akan hilang dengan sendirinya seiring dengan bertambahnya usia anak.

Namun demikian, cara menghadapi anak yang demikian dibutuhkan peran orang tua dalam mengawasi serta membimbing anak agar penyimpangan sikap frontal tersebut segera hilang dari perilaku anak.